Langsung ke konten utama

Tantangan Eksistensi Kebudayaan di Era Globalisasi

Kebudayaan adalah satu hal yang tidak akan terpisahkan dari kehidupan manusia. Roos (1986 : 155) berpendapat bahwa kebudayaan adalah system-sistem gaya hidup, dan kebudayaan menjadi common dominator atau factor penentu gaya hidup manusia. Menurut Koentjaningrat, kebudayaan merupakan keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki oleh manusia dengan belajar (Sutardi, 2007: 28) Senada dengan koentjoningrat, prof. Van Peursen (1998: 9) mengungkapkan bahwa hakikat kebudayaan sama halnya dengan hakikat manusia, kebudayaan merupakan endapan dari kegiatan dan hasil karya manusia.
Kebudayaan terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu dan kemajuan pola piker manusia. Dahulu kebudayaan dianggap sebagai hal yang statis dan kaku, tetapi sekarang kebudayaan dipandang sebagai hal yang fleksibel dan dinamis. Dahulu kata kebudayaan diartikan sebagai kata benda yang identik dengan koleksi barang-barang kebudayaan seperti karya seni, buku-buku, alat-alat, dan gedung-gedung. Tetapi kini kata kebudayaan identik dengan kata kerja yang memiliki hubungan erat dengan diamisasi kegiatan manusia seperti tata cara upacara dengan tari-tarian, resepsi pernikahan, cara memperlakukan orang lain berdasarkan strata social, cara berpakaian, sopan santun berbicara dan lain-lain. (Peursen, 1998: 10)
Dewasa ini kita mengenal Jepang sebagai Negara dengan ekspansi kebudayaan yang mendunia dan peradaban yang sangat maju. Siapa yang tidak mengenal karate ilmu bela diri khas jepang, samurai dan ninja tokoh legenda jepang, bahasa jepang, kimono, anime, seni melipat kertas (origami), seni menata bunga dan minum teh. Kebudayaan jepang sangat popular di dunia. Hal ini karena salah satunya Jepang memproduksi karya-karya kreatif yang menjadi pencitraan kebudayaannya dan menyebarkan produk tersebut ke seluruh dunia. Bagaimana Jepang melakukannya? Toynbee mengungkapkan pernyataan tentang muncul, tumbuh, dan gulung tikarnya suatu kebudayaan. Beliau menjelaskan bahwa aspek intelligible (penalaran) studi sejarah dimana peradaban kebudayaan muncul bila manusia menghadapi posisi sulit yang menantang hingga bertumbuh kegiatan-kegiatan kreatif untuk melakukan usaha yang tidak terduga dalam proses challenge and response.(Sutrisno, 2005: 70)
Jepang merupakan salah satu Negara dengan sumber daya alam yang tergolong minim. Jepang memilki kepadatan penduduk yang sangat tinggi tetapi luas area negaranya bisa dibilang kecil. dilihat dari sisi historis jepang yang kalah dalam perang dunia ke 2 akibat hancurnya dua kota vital Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki, tetantunya perlu kerja keras untuk bangkit membangun peradabannya. Tantangan-tantangan inilah yang mungkin menyebabkan jepang Berjaya dengan kebudayaannya saat ini. Kesulitan membuat penduduknya berpikir lebih kratif dan kritis untuk bangkit dari keterpurukan dengan membuat inovasi dan karya cipta yang bukan hanya bernilai guna tetapi juga bernilai estetik tinggi yang berpotensi menjadi asset yang bernilai jual, guna mendongkrak tingkat kesejahteraan jepang sendiri. Selain itu, kesadaran penduduknya untuk melestarikan, menjaga, dan bangga dengan kebudayaannya menjadi aurah magis tersendiri untuk menarik orang lain untuk ikut mencoba kebudayaan tersebut.
Dengan tantangan-tantangan global saat ini, Indonesia harus berhati-hati. Pasalnya, seringkali kebudayaan yang menjadi harta karun Indonesia dicuri oleh Negara lain saat generasi bangsa kita asyik menikmati ekspansi kebudayaan bangsa lain. Kita tentu masih ingat bagaimana Malaysia mengklaim masakan rendang, tari kuda lumping, alat music gamelan, tari reog dan lagu kakak tua. Selain itu ada juga perusahaan asing yang sempat mengakui batik jawa sebagai karya orisinilnya, kopi gayo yang diklaim perusahaan Belanda dan masih banyak lagi. (Pusakaindonesia.org, 2013) Kesadaran untuk bangga dan rasa memiliki harus dipupuk sejak dini, agar asset berharga Indonesia tidak lagi diakui oleh bangsa lain. Selain itu, ekspansi kebudayaan Negara lain di Indonesia dapat menyebabkan risiko pengaburan kebudayaan Indonesia sendiri, bila ideology untuk mencintai kebudayaann Indonesia belum terpupuk. Akibatnya generasi muda akan memilih kebudayaan yang dianggap lebih populer dan modern sehingga kebudayaan Indonesia akan menjadi tamu di negeri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INFORMASI DAN FORMAT ACARA PKM & IHEC 2021

  Selamat Datang di Blog SKINERS (Sie Kerohanian Islam Ners) Al-Furqon Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga PKM & IHEC 2021 Pekan Keperawatan Muslim dan Islamic Health Essay Competition 2021 Dengan TEMA “ Optimalisasi Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Riwayat Penyakit Kronis Melalui Pendekatan Spiritual di Era Pandemi Covid-19” Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni lebih dari 6 bulan (Sarafino, 2006). Penyakit kronis menjadi fenomena yang banyak terjadi dikalangan masyarakat dimana terjadi peningkatan yang signifikan terhadap penyakit tidak menular. Salah satu Penelitian yang dilakukan di India menyatakan bahwa penyakit kronis dan penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian tertinggi (Joshi, et al., 2006). WHO juga menyatakan kematian di dunia 60% disebabkan oleh penyakit kronis dengan 73% diantaranya akibat penyakit tidak menular (WHO, 2018) . Di Indonesia, prev

PKM DAN IHEC 2022

  Selamat Datang di Blog SKINERS (Sie Kerohanian Islam Ners) Ad-Dhiya Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga   PKM & IHEC Pekan Keperawatan Muslim dan Islamic Health Essay Competition 2022 Dengan TEMA "Pengembangan kompetensi perawat dalam meningkatkan kesehatan jiwa dan psikososial masyarakat berbasis spiritual care di tatanan klinik dan komunitas pada masa Pandemi Covid-19"   Kesehatan mental merupakan keadaan dimana seseorang sejahtera secara mental atau terbebas dari berbagai bentuk gejala gangguan mental (Putri dkk, 2015). Kondisi ini dapat ditandai dengan kemampuan individu untuk menggali potensi diri, beraktivitas secara produktif, berinteraksi positif dengan orang lain dan mampu mengelola koping dengan baik untuk merespon berbagai permasalahan atau tantangan hidup. Jika seseorang tidak mampu menghadapi permasalahan karena besarnya tuntutan atau tantangan hidup, maka dapat menyebabkan stres atau depresi. Stres dan depres

INFORMASI DAN FORMAT PKM & IHEC 2019

Selamat Datang di Blog SKINERS (Sie Kerohanian Islam Ners) Al-Faruq Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Hal yang paling ditunggu-tunggu telah tiba…….. PKM & IHEC 2019 Pekan Keperawatan Muslim dan Islamic Health Competition 2019 “Peningkatan Kompetensi Perawat melalui Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial Spiritual Berbasis Islam pada Situasi Krisis dan Bencana ” PKM & IHEC merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh SKINers Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu lomba esai dan seminar keperawatan muslim dengan tema tahun ini adalah “Peningkatan Kompetensi Perawat melalui Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial Spiritual Berbasis Islam pada Situasi Krisis dan Bencana ” . Indonesia merupakan negara yang berada diantara pertemuan ke 3 lempeng tektonik besar, yaitu Indo-Australia, Eurasisa dan Lempeng Pasifik. Pertemuan ketiga lempeng ini menyebabkan kontur tanah dan relief yang