Subhanallah,
Maha besar Allah atas segala rahmatnya. Tidak terasa sebulan lagi kita akan
menyambut datangnya bulan yang benar-benar dinanti oleh seluruh umat muslim di
dunia. Bulan suci yang membawa berkah, kegembiraan, serta kebersamaan antar
sesama manusia, apalagi kalau bukan bulan Ramadhan.
Ramadan (bahasa Arab:رمضان;
transliterasi: Ramadhan) adalah bulan kesembilan
dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam). Sepanjang bulan
ini pemeluk agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di
dalamnya berpuasa, salat tarawih,
peringatan turunnya Alquran, mencari malam Laylatul
Qadar, memperbanyak membaca Alquran dan kemudian mengakhirinya
dengan membayar zakat fitrah dan
rangkaian perayaan Idul Fitri.
Kekhususan
bulan Ramadan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Alquran pada surat Al -
Baqarah ayat 185 yang artinya:
"bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."
Siapa yang tidak
kenal bulan Ramadhan, berbagai umat disegala etnis mengenal yang namanya bulan
ramadhan. Karena hampir satu bulan penuh umat muslim dalam suatu daerah
melaksanakan puasa serta shalat tarawih. Bayak amalan yang wajib kita
laksanakan yakni, melaksanakan zakat fitrah, menyakini malam lailatul qadar,
serta melaksanakan shalat Idul fitri. Banyak kebiasaan unik yang dapat kita
lakukan di bulan ini. Karena bulan ramadhan adalah bulan dimana banyak pedagang
yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan sebagai takjil serta menu santap
berbuka puasa, bulan dimana banyak anak kecil meramaikannya dengan bermain
petasan, bulan dimana lantunan ayat suci alquran banyak dikumandangkan, bulan
dimana kita bisa berkumpul dengan sanak saudara jauh dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Mempersiapkan Diri menjelang Ramadhan
Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala
Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in. Sebelum
kita menginjak kan kaki kita di bulan
yang suci tersebut sudah saatnya kita mempersiapkan ilmu untuk menyongsong
bulan tersebut. Semoga dengan persiapan ilmu ini, ibadah Ramadhan kita semakin
lebih baik dari sebelumnya. Bersyukurlah atas
nikmat ini. Betapa Allah ta’ala senantiasa melihat kemaksiatan kita
sepanjang tahun, tetapi Dia menutupi aib kita, memaafkan dan menunda kematian
kita sampai bisa berjumpa kembali dengan Ramadhan.
1. Persiapkan
Amal Shalih dalam Menyambut Ramadhan
Bila kita
menginginkan kebebasan dari neraka di bulan Ramadhan dan ingin diterima amalnya
serta dihapus segala dosanya, maka harus ada bekal yang dipersiapkan.
Allah ta’ala berfirman,
وَلَوْ
أَرَادُوا الْخُرُوجَ لأعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ
انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ (٤٦)
“Dan jika
mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan
itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan
keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama
orang-orang yang tinggal itu.” (At Taubah: 46).
Harus ada
persiapan! Dengan demikian, tersingkaplah ketidakjujuran orang-orang yang tidak
mempersiapkan bekal untuk berangkat menyambut Ramadhan. Oleh sebab itu, dalam
ayat di atas mereka dihukum dengan berbagai bentuk kelemahan dan kehinaan
disebabkan keengganan mereka untuk melakukan persiapan.
Sebagai
persiapan menyambut Ramadhan, Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata,
وَلَمْ
أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ
يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Saya sama
sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa
dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di
dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau
berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.”
Tindakan
mereka ini merupakan perwujudan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan,
permohonan dan bentuk ketawakkalan mereka kepada-Nya. Tentunya, mereka tidak
hanya berdo’a, namun persiapan menyambut Ramadhan mereka iringi dengan berbagai
amal ibadah.
Abu Bakr al
Warraq al Balkhi rahimahullah mengatakan,
شهر رجب شهر
للزرع و شعبان شهر السقي للزرع و رمضان شهر حصاد الزرع
“Rajab
adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan
adalah bulan untuk memanen.”
Wahai kaum
muslimin, agar buah bisa dipetik di bulan Ramadhan, harus ada benih yang
disemai, dan ia harus diairi sampai menghasilkan buah yang rimbun. Puasa,
qiyamullail, bersedekah, dan berbagai amal shalih di bulan Rajab dan Sya’ban,
semua itu untuk menanam amal shalih di bulan Rajab dan diairi di bulan Sya’ban.
Tujuannya agar kita bisa memanen kelezatan puasa dan beramal shalih di bulan
Ramadhan, karena lezatnya Ramadhan hanya bisa dirasakan dengan kesabaran,
perjuangan, dan tidak datang begitu saja. Hari-hari Ramadhan tidaklah banyak,
perjalanan hari-hari itu begitu cepat. Oleh sebab itu, harus ada persiapan yang
sebaik-baiknya.
2. Jangan Lupa,
Perbarui Taubat!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ
التَّوَّابُون
“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan
sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”
Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam
menghadapi Ramadhan. Dia ingin memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat
penghalang yang akan memperkeruh perjalanan selama mengarungi Ramadhan.
Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat,
karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Allah ta’ala berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا
الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31).
Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang
sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon
ampun kepada Allah”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan
tersebut, dosa itu kembali terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas
dan kejujuran taubat.
Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan
Ramadhan sementara di luar Ramadhan kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat!
Ramadhan merupakan momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri
beramal shalih sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di
sebelas bulan lainnya.
3.
Persiapan ilmu.
Agar aktifitas di bulan Ramadhan bisa optimal kita jalankan,
kita harus memiliki wawasan dan pemahaman yang benar dan cukup tentang Ramadhan
dan hal-hal yang terkait dengannya. Caranya dengan membaca berbagai bahan
rujukan dan menghadiri majelis-majelis ilmu yang membahas tentang Ramadhan.
Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntunan
Rasulullah SAW, sebelum, selama dan pasca Ramadhan. Ilmu harus kita dahulukan
sebelum beramal. oleh karena itu, mulai sekarang harus kita programkan untuk
membaca dan menghadiri majelis-majelis ilmu. Jangan sampai pemahaman hal-hal
yang berhubungan dengan Ramadhan justru baru kita dapatkan ketika di
akhir-akhir Ramadhan, walaupun bukan hal yang sia-sia, namun hal itu dapat
mengurangi keuntungan kita di bulan penuh berkah ini.
4.
Persiapan
fisik.
Aktifitas di bulan Ramadhan memerlukan fisik yang lebih prima
dari bulan lainnya. Sebab, jika fisik kita lemah, kemulian yang dilimpahkan
Allah pada bulan tersebut tidak dapat kita raih secara maksimal. Kita harus
membiasakan hidup sehat dengan mengatur pola makan, istirahat dan beraktifitas
secara seimbang, serta cukup berolah raga, agar tubuh kita prima saat Ramadhan
tiba.Kita juga harus melatih fisik untuk melakukan puasa sunnah, banyak
berinteraksi dengan al-Qur'an, biasa bangun dan shalat malam, dan aktivitas
lainnya. Agar kita memiliki ketahanan yang baik saat secara maksimal
melakukannya di bulan Ramadhan.
5. Kelima, persiapan target peningkatan diri.
Juga penting untuk kita persiapkan adalah target-target yang
ingin kita capai di bulan Ramadhan nanti. Agar terjadi peningkatan dalam diri kita
sesuai dengan yang kita inginkan. Misalnya target mengkhatamkan Al-quran atau
menghafalnya, target penguasaan bahasa Arab atau melancarkannya, target
menamatkan kitab-kitab tafsir, hadits dan lainnya, target jumlah infaq,
membantu orang yang kesusahan, dan yang semisalnya. Baik dari sisi kwalitas
maupun kwantitasnya. Pembuatan target capaian bulan Ramadhan akan memacu kita
untuk beramal lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain untuk pribadi, dalam
keluarga atau organisasi kita-pun sebaiknya juga dirancang target-target
bersama yang akan dicapai di bulan Ramadhan ini.
Dengan persiapan ini, semoga karunia terbesar di bulan Ramadhan dapat kita raih secara maksimal. Mari kita jadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dan bermakna dari yang telah kita lalui sebelumnya!.
Dengan persiapan ini, semoga karunia terbesar di bulan Ramadhan dapat kita raih secara maksimal. Mari kita jadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dan bermakna dari yang telah kita lalui sebelumnya!.
Wahai kaum muslimin, mari kita persiapkan diri kita dengan memperbanyak
amal shalih di dua bulan ini, Rajab dan Sya’ban, sebagai modal awal untuk
mengarungi bulan Ramadhan yang akan datang sebentar lagi.
Ya Allah mudahkanlah dan bimbinglah kami. Amin. (red/chikal)
Komentar
Posting Komentar