Langsung ke konten utama

▆ ▇ █ Mading Online █ ▇ ▆

 

Keutamaan Bulan-Bulan Hijriah


        Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh! Apa kabar semuanya? Seperti yang terlihat dalam judul, kali ini kita akan membahas tentang beberapa keutamaan dalam bulan-bulan Hijriyah. Seperti yang kita semua ketahui bahwa semua bulan itu baik. Setiap bulan memiliki keutamaannya masing-masing. Penting bagi kita untuk mengetahui apa saja keutamaan-keutamaan yang ada di setiap bulan yang telah dan akan kita lalui agar kita bisa memanfaatkan setiap bulannya untuk beribadah lebih maksimal. Lalu, apa saja sih keutamaan-keutamaannya? Langsung saja, yuk disimak! Inilah beberapa keutamaan di setiap bulan hijriyah..

Keutamaan bulan Muharram yang pertama adalah bulam Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram (asyhurul hurum), yakni bulan yang dimuliakan dan diagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya, yang artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu..” [QS. At-Taubah : 36]

Kemudian, bulan Muharram juga merupakan bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah. Terdapat puasa Tasu'a dan puasa Asyura yang disunnahkan pada bulan ini. Puasa tasu’a dan Asyura serta puasa sunnah lainnya seperti puasa Senin-Kamis, Puasa Ayamul bidh, dan puasa Daud, yang dilakukan pada bulan Muharram, nilainya menjadi puasa yang paling mulia setelah Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Puasa yang paling mulia setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa) di bulan Allah, Muharram” [HR. Muslim]. Puasa yang paling utama dilakukan pada bulan Muharram adalah puasa ‘Aasyuura’ (puasa pada tanggal 10 Muharram), yang dapat menggugurkan dosa-dosa di tahun yang lalu. Seperti dalam Hadist Riwayat Muslim No. 1162, yang artinya: “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, 'Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.' Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, 'Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu'."


Orang-orang mendefinisikan bulan Safar sebagai kekosongan. Hal ini didasarkan pada sejarah islam di Arab Saudi yang menjelaskan kebiasaan masyarakat Arab zaman dahulu yang kerap mengosongkan rumahnya untuk pergi berperang pada bulan Safar. Selain itu, orang Arab jahiliyah juga meyakini bahwa bulan Safar merupakan bulan yang penuh malapetaka. Keyakinan ini masih terbawa hingga saat ini di beberapa kalangan umat islam di dunia, termasuk Indonesia. Padahal sebenarnya bulan Safar adalah bulan yang baik seperti halnya bulan-bulan lainnya. Jika terjadi musibah pada bulan Safar, itu bukan karena bulan Safar-nya, tetapi karena ujian dari Allah. 

Oleh karena itu, keutamaan bulan Safar yang pertama adalah memperkuat iman kita. Kita bisa memperkuat iman kita dengan tidak mempercayai bahwa bulan Safar merupakan bulan sial karena kita yakin bahwa segala sesuatu hanya terjadi atas izin Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Yunus : 107]

Keutamaan bulan Safar yang kedua ialah bulan Safar menjadi bulan penguji iman. Sebagai umat Islam yang baik, tidak boleh ikut-ikutan mempercayai mitos bahwa bulan Safar adalah bulan sial dengan menjalankan aktivitas seperti biasa. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang keperluannya tidak dilaksanakan disebabkan berbuat thiyarah, sungguh ia telah berbuat kesyirikan. Para sahabat bertanya, ’Bagaimanakah cara menghilangkan anggapan (thiyarah) seperti itu?’ Beliau bersabda; ’Hendaklah engkau mengucapkan (doa), Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali itu datang dari Engkau, tidak ada kejelekan kecuali itu adalah ketetapan dari Engkau, dan tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau’." [HR. Ahmad dan Ath-Thabrani]

Keutamaan bulan Safar yang terakhir ialah membuat kita semakin yakin akan ketetapan Allah SWT dan semakin bertawakkal kepada Allah SWT dengan menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya, yang artinya: “Katakanlah, ’Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” [QS. At-Taubah : 51]






Rabiul Awal menjadi bulan yang sangat penting bagi umat muslim karena bulan tersebut merupakan bulan kelahiran dari Nabi Muhammad SAW yang memberi rahmat bagi alam semesta ini. Allah SWT berfirman: “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” [QS. Al-Anbiya ayat 107]. Selain itu, bulan ini juga terjadi peristiwa yang sangat penting. Peristiwa tersebut ialah wafatnya Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Oleh karena itu, pada bulan ini disunnahkan memperbanyak shalawat. Bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang sering dimanfaatkan untuk bershalawat dan memberi salam kepada Rasulullah SAW. Terutama shalawat Nariyyah yang bermanfaat untuk membuat hidup menjadi lebih baik, dan insya allah akan mendapatkan sya'faat dari Rasulullah SAW.

Bulan ini sering dimanfaatkan untuk berkumpul sesama muslim di masjid ataupun majelis-majelis untuk memperingati maulid nabi, agar rasa cinta kepada Rasulullah SAW semakin bertambah. Imam Syafi'i Rahimahullah mengatakan, "Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudara untuk memperingati Maulid nabi, kemudian menyediakan makanan, tempat, dan berbuat kebaikan untuk mereka serta ia menjadi sebab untuk atas dibacakannya maulid nabi, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Dan dia akan dimasukkan dalam syurga na'im.".


Terjadi beberapa peristiwa besar pada bulan Rabiul Akhir, di antaranya adalah turunnya Surat al-Hasyr (pengusiran). Turunnya surat tersebut dilatarbelakangi oleh upaya pembunuhan Rasulullah SAW yang dilakukan oleh kaum Yahudi bani Nadhir. Mereka adalah kaum yang pertama dikumpulkan dan diusir dari Madinah. Seperti yang disebutkan dalam salah satu ayat, yang artinya: “Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama, [QS al-Hasyr [59]: 2]; Dan jika tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka, [QS al-Hasyr [59]: 3]. [Abu Muhammad ‘Ali, Jawami‘ al-Sirah [Kairo-Mesir: Darul Ma ‘arif], 1900, jilid 1, hal. 145]

Peristiwa selanjutnya ialah pengutusan Khalid ibn al-Walid oleh Rasulullah SAW kepada Bani al-Harits ibn Ka‘b. Berkat perjuangan Khalid, mereka masuk Islam di hadapannya. Peristiwa itu berlangsung pada bulan Rabiul Akhir tahun  10 Hijriah.   Menurut Ibnu Ishaq, perang Dzat ar-Riqa juga terjadi pada bulan Rabiul Akhir keempat Hijriah, tepatnya setelah memerangi bani Nadhir. Berikutnya adalah peristiwa perang al-Ghabah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada tahun keenam Hijriah; kemudian perang al-Ghamr yang dipimpin oleh ‘Ukasyah ibn Mihshan. Pengiriman pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Muhammad ibn Maslamah ke wilayah Dzul Qashshah. [Al-Waqidi, Maghazi al-Waqidi, [Beirut: Darul A’lami], 1989, jilid 1, hal. 4]

Beberapa amalan yang dapat dilakukan pada bulan ini ialah melaksanakan perintah yang wajib dengan lebih maksimal, seperti dalam firman Allah surat Ar Ra'd ayat 11: “Allah tidak akan merubah suatu kaum kecuali kaum itu merubah dirinya sendiri.” Maksudnya adalah bahwa meningkatkan diri dalam melaksanakan perintah wajib seperti shalat wajib, puasa Ramadhan, Zakat dalam islam, dan lainnya adalah datang dari diri sendiri dan untuk diri sendiri yaitu memenuhi kewajiban serta menjauhkan diri dari kufur. Allah SWT berfirman, yang artinya: "Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." [QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 45]. Kemudian memperbanyak shodaqoh, perbanyak melaksanakan solat Berjamaah, dan memperbanyak mengingat Allah dan sifat-sifat-Nya.


Jumadil Awal mempunyai arti menjadi bulan pertama dalam musim sejuk atau awal musim dingin. Dapat disimpulkan bahwa Jumadil Awal merupakan awal dari musim sejuk yang menjadi tanda dari datangnya musim dingin yang akan berakhir di Jumadil Akhir. Pada dasarnya tidak ada keutamaan khusus dalam bulan ini. Di kalangan masyarakat Indonesia, masih ada kepercayaan bahwa Jumadil Awal bukan bulan yang baik untuk melaksanakan pernikahan. Kepercayaan tersebut tidak berdasar dan tidak diketahui sumbernya. Tidak ada larangan dalam Islam ketika ingin melakukan pernikahan mereka karena setiap waktu yang diberikan oleh Allah SWT merupakan baik semuanya. Wallahu a'lam bish-shawabi.

Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan bulan Jumadil Awal bukan menjadi salah satu bulan utama dan bulan istimewa, sebagaimana telah disebutkan dalam hadist berikut Dari Abu Bakrah radliallahu ‘anhu dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Zaman (masa) terus berjalan dari sejak awal penciptaan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan al-Muharam serta Rajab yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” [H.R. Bukhari No. 2958]


Pada bulan ini, terjadi salah satu peristiwa penting yaitu wafatnya Abdullah ibn Abu Kuhafah atau yang kita kenal sebagai Abu Bakar As-Shiddiq pada tanggal 22 Jumadil Akhir tahun ke13 H atau bertepatan dengan tanggal 12 Agustus 634 M di usia 63 tahun. Abu Bakar As-Shiddiq digantikan oleh Umar bin Khattab r.a.

Pada bulan Jumadil Akhir ini juga Fatimah Az-zahra, putri dari Rasulullah SAW, dilahirkan, bertepatan pada tanggal 20 Jumadil Akhir atau sebelum ayahnya diangkat menjadi Rasulullah SAW. Pada bulan Jumadil Akhir juga terjadi kemenangan umat islam dalam perang terbesar di sejarah Islam yang dikenal dengan Perang Yarmuk antara umat Islam dengan pasukan Romawi. Pasukan Islam dipimpin panglima Khalid bin Walid.


Bulan Rajab merupakan satu dari empat al Asyhur al Hurum, bulan-bulan haram, bulan-bulan yang suci dan mulia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram” (Q.S. at-Taubah: 36).  Ibnu ’Abbas berkata, yang artinya: ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” [Latho-if Al Ma’arif, 207]










Keutamaan bulan Sya'ban yang pertama ialah terjadinya perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Ka’bah (Masjidil Haram). Allah SWT berfirman, yang artinya: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” [QS. Al-Baqarah:144]

Kemudian, pada bulan Sya'ban terdapat malam Nisfu Sya'ban. Pada malam Nisfu Sya'ban, semua amal manusia dilaporkan kepada Allah SWT. Dari Usamah bin Zaid, beliau berkata, yang artinya: “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya’ban.” Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: “Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” [HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan]. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita memperbanyak ibadah sunah di bulan Sya'ban.

Keutamaan bulan Ramadhan yang pertama ialah bulan ini merupakan syahrul Quran (bulan Al-Quran). Diturunkannya Al-Quran pada bulan Ramadhan menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman, yang artinya: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” [QS. Al-Baqarah: 185]. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar” [QS. Al-Qadar: 1]

Keutamaan bulan Ramadhan yang kedua ialah bulan penuh keberkahan. Bulan Ramadhan disebut juga dengan bulan syahrun mubarak. Hal ini berdasarkan pada hadist Rasulullah SAW, yang artinya: ”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” [HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi]. Dan juga bahwa setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya.

            Keutamaan bulan ramadhan yang ketiga adalah adanya malam penuh kemuliaan dan keberkahan di salah satu malam pada malam-malam terakhir dan ganjil di bulan ramadhan yaitu malam lailatul qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam inilah Al-Qur’an diturunkan. Allah SWT berfirman, yang artinya: ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS.AlQadr:1-3]

            Kemudian, keutamaan bulan Ramadhan yang keempat ialah bulan Ramadhan merupakan bulan pengampunan dosa maghfirah. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: ”Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosa-dosa besar dijauhi”. [HR. Muslim]

Dengan melakukan berbagai aktivitas ibadah di bulan Ramadhan Allah SWT menghapus dosa kita. Salah satunya adalah puasa Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah Swt, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. [HR.Bukhari dan Muslim]

Begitu pula dengan melakukan shalat malam (tarawih, witir dan tahajud) pada bulan Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya: “Barangsiapa yang berpuasa yang melakukan qiyam Ramadhan (shalat malam) dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah Swt, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR.Bukhari dan Muslim]

Keutamaan bulan Ramadhan yang terakhir ialah pahala tidak akan dikurangi disetiap amalan yang dilakukan pada bulan ini. Diriwayatkan dari Abi Bakrah, dari Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: "Ada dua bulan yang tidak akan dikurangi (pahalanya ketika dikerjakan pada bulan tersebut). Kedua bulan itu adalah bulan hari raya, yakni Ramadhan dan Dzul Hijjah.” [HR. Bukhari]


Pada bulan ini, terdapat hari raya Idul Fitri. Pada momen ini, umat muslim biasanya berkunjung satu sama lain untuk bermaaf-maafan sekaligus menjalin silaturahmi.

    Kemudian, juga terdapat puasa sunnah yang hanya dilakukan di bulan ini, yaitu puasa yang dilakukan selama 6 hari kecuali pada hari raya Idul Fitri. Karena, di hari raya Idul Fitri, umat Islam dilarang untuk melakukan ibadah puasa. Sebab salah satu alasannya adalah pada tanggal 1 Syawal umat Islam sedang merayakan hari kemenangan. Mereka yang melakukan puasa ini sama saja seperti melakukan puasa setahun penuh. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." [HR Muslim]


     Pertama, bulan Dzulqa’dah adalah permulaan dari empat bulan yang dimuliakan (al-Asyhur al Hurum). Empat bulan haram atau empat bulan yang dimuliakan itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Kedua, bulan Dzulqa’dah adalah satu di antara tiga bulan haji, yaitu bulan Syawal, Dzulqa’dah dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Tidak sah ihram untuk haji pada selain waktu tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya: “Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi (ditentukan)” [QS al-Baqarah: 19].

        Ketiga, Rasulullah SAW tidak pernah melakukan umrah kecuali pada bulan Dzulqa’dah. Sahabat Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu meriwayatkan, yang artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji” [HR al-Bukhari]

        Keempat, Dzulqa’dah adalah 30 malam yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya, yang artinya: “Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa’dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, 'Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.' ” [QS al-A’raf: 142]


Keutamaan di bulan Dzulhijjah  yang pertama ialah bulan ini juga merupakan bagian dari bulan haram, yaitu bulan suci dan mulia di hadapan Allah, sehingga amal-amal yang dikerjakan pada bulan tersebut dilipatgandakan.

Yang kedua, sama seperti di bulan Ramadhan, keutamaan bulan Dzulhijjah ialah pahala tidak akan dikurangi disetiap amalan yang dilakukan pada bulan ini. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW; “Diriwayatkan dari Abi Bakrah, dari Nabi Muhammad Saw bersabda, ada dua bulan yang tidak akan dikurangi (pahalanya ketika dikerjakan pada bulan tersebut). Kedua bulan itu adalah bulan hari raya, yakni Ramadan dan Dzul Hijjah.” [HR. Bukhari].

Keutamaan bulan Dzulhijjah selanjutnya ialah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan hari-hari yang sangat dicintai Allah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. Bersabda, "Tidak ada hari-hari yang lebih dicintai bagi Allah Swt. agar (memperbanyak) beribadah terhadap-Nya pada hari-hari tersebut ketimbang 10 hari Dzulhijjah, yang (pahala) puasa satu hari dari 10 hari tersebut setara dengan puasa setahun, dan bangun (untuk beribadah) setiap malamnya setara dengan bangun malam pada saat lailatul qadar.” [HR. Tirmidzi]

Kemudian, keutamaan bulan Dzulhijjah ialah menjadi tempat ibadah-ibadah utama berkumpul. Hal ini sebagaimana pendapat Ibn Hajar al-Asqalani yang mengatakan bahwa pada bulan Dzulhijjah-lah ibadah-ibadah utama bisa berkumpul, yaitu shalat, puasa, sedekah, dan haji. Dan itu tidak ditemukan di bulan lain.

Yang terakhir, keutamaan bulan Dzulhijjah ialah pada bulan tersebut terdapat hari-hari istimewa yang tidak akan ditemukan di bulan lain, seperti puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah, puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari raya Idul Adha, dan ibadah haji.

So, itulah  beberapa keutamaan dari bulan-bulan Hijriyah yang penting untuk kita ketahui. Semoga kita bisa lebih memanfaatkan keutamaan-keutamaan tersebut agar lebih maksimal dalam beribadah.. Sampai jumpa di mading online berikutnyaa!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

INFORMASI DAN FORMAT ACARA PKM & IHEC 2021

  Selamat Datang di Blog SKINERS (Sie Kerohanian Islam Ners) Al-Furqon Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga PKM & IHEC 2021 Pekan Keperawatan Muslim dan Islamic Health Essay Competition 2021 Dengan TEMA “ Optimalisasi Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Riwayat Penyakit Kronis Melalui Pendekatan Spiritual di Era Pandemi Covid-19” Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni lebih dari 6 bulan (Sarafino, 2006). Penyakit kronis menjadi fenomena yang banyak terjadi dikalangan masyarakat dimana terjadi peningkatan yang signifikan terhadap penyakit tidak menular. Salah satu Penelitian yang dilakukan di India menyatakan bahwa penyakit kronis dan penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian tertinggi (Joshi, et al., 2006). WHO juga menyatakan kematian di dunia 60% disebabkan oleh penyakit kronis dengan 73% diantaranya akibat penyakit tidak menular (WHO, 2018) . Di Indonesia, ...

PKM DAN IHEC 2022

  Selamat Datang di Blog SKINERS (Sie Kerohanian Islam Ners) Ad-Dhiya Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga   PKM & IHEC Pekan Keperawatan Muslim dan Islamic Health Essay Competition 2022 Dengan TEMA "Pengembangan kompetensi perawat dalam meningkatkan kesehatan jiwa dan psikososial masyarakat berbasis spiritual care di tatanan klinik dan komunitas pada masa Pandemi Covid-19"   Kesehatan mental merupakan keadaan dimana seseorang sejahtera secara mental atau terbebas dari berbagai bentuk gejala gangguan mental (Putri dkk, 2015). Kondisi ini dapat ditandai dengan kemampuan individu untuk menggali potensi diri, beraktivitas secara produktif, berinteraksi positif dengan orang lain dan mampu mengelola koping dengan baik untuk merespon berbagai permasalahan atau tantangan hidup. Jika seseorang tidak mampu menghadapi permasalahan karena besarnya tuntutan atau tantangan hidup, maka dapat menyebabkan stres atau depresi. Stres dan de...