Buku tazkiyatun nafs ini adalah karya syekh said hawa yang
merupakan inti sari dari kitab ihya ulumuddin karya imam ghozali. buku ini
menjelaskan bagaimana cara menyucikan
jiwa dengan shalat, dzikir, tilawah al quran, puasa, membayar zakat, membahas
tentang bagaimana adab murid kepada guru, anak kepada oranng tua . ada 4 bab
yakni :
bab pertama tentang adab guru dan murid,
bab kedua tentang wasail tazkiyat meliputi ibadah dan amal
perbuatan
bab ketiga hakikat tazkiyatun nafs
bab ke empat mengendalikan lisan dan adab dalam berhubungan
1. ADAB GURU
DAN MURID
Keberhasilan amal
yang pertama adalah tergantung bagaimana adab antara guru dan murid.
Keberhasilan seorang guru tergantung bagaimana dia mengamalkan adab ta’lim.
Gerakan dakwah paling berhasil adalah ketika sejak awal ditekankan:
1. Kepercayaan (tsiqoh) kepada pemimpin
1. Kepercayaan (tsiqoh) kepada pemimpin
2. dzikir terus menerus dan ilmu yang mnyeluruh
3. keakraban dengan lingkungan baik, mengadiri pertemuan dzikir
4. penumbuhan adab yang baik antara dirinya dengan orang secara
umum.
5. Pelaksanaan public service dengan penuh semangat dan perhatian.
Selama seorang
guru belum bisa menumbuhkan ketaatan murid kepada guru, membiasakan ibadah dan
merealisasikan ketaqwaan maka dia belum berbuat sesuatu. Yang terpenting adalah
menumbuhkan ketaatan murid kepada guru. Maka sebagai murid ada 10 adab yang
perlu dilaksanakan yaitu:
1.
mendahulukan
kesucian jiwa dari pada kejelekan akhlaq dan keburukan sifat karena ilmu adalah
ibadahnya hati, shalatnya jiwa dan ibdah batin kepada Allah
2.
mengurangi
keterikatan dengan kesibukan dunia, karena ,ikatan-ikatan dunia itu
memalingkan.
3.
tidak bersikap
sombong kepada ahli ilmu dan bertindak sewenang-wenang kepada guru. Harus
bersikap tawadhu’ kepada guru seperti pasien yang bodoh yang selalu mengikuti
nasehat dari dokternya. Begitu juga dengan murid harus taat pada
nasehat-nasehat gurunya. “ilmu enggan kepada pemuda yang congkak seperti air enggan
kepada tempat yang tinggi.
4.
orang yang
menekuni ilmu harus menjauhi dari mendengarkan perselisihan antar manusia baik
dalam ilmu yang ditekuninya itu maupun
ilmu dunia maupun akhirat
5.
penutut ilmu
tidak boleh meninggalkan salah satu cabang ilmu yang terpuji.kecuali dia sudah
memikirnya matang-matang dan memperhatikan tujuan dan maksudnya.
6.
tidak menekuni
semua bidang ilmu secara sekaligus tetapi menjaga urutan dan memulai dari yang
paling penting. Secara umum ilmu yang paling mulia atau puncaknya adalah
ma’rifatullah (pengenalan Allah)
7.
hendaklah tidak
memasuki cabang ilmu sebelum menguasai cabang ilmu sebelumnya.
8.
mengetahui
faktor penyebab yang dengannya ia bisa mengetahui ilmu yang paling mulia
9.
hendahnya
tujuan murid didunia adalah untuk memperindah dirinya dengan keutamaan dan
diakhirat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendekatkan dnegan makhluk mulia para malaikat Allah. Tidak
meremehkan guru ataupun ilmu-ilmu yang lain.
10.
mengetahui kaitan
ilmu dengan tujuan agar mengutamakan yang tinggi, yang dekat dari pada yang
jauh dan yang penting dari pada yang lainnya.
TUGAS PEMBIMBING
DAN PENGAJAR
1.
kasih sayang
kepada murid dan memperlakukan murid seperti anaknya sendiri
2.
meneladani
rosulullah dan tidak mengaharap imbalan
atau upah atau ucapan terima kasih tapi mengajar karena taqarub Illallah dan
mengharap ridhoNya.
3.
tidak
meninggalkan nasehat kepada murid seperti mengingatkan bahwa tujuan menuntut
ilmu adalah taqarup kepada Allah bukan mencari kesuksesan dunia atau kekuasaan.
4.
mencegah murid
melakukan hal tercela dengan cara tidak terang-terangan, menegur dengan kasih
saying bukan celaan. Menegurnya tidak di muka umum tapi secara pribadi.
5.
guru yang
menekuni sebagian ilmu hendaknya tidak mencela ilmu yang tidak ditekuni. Missal
guru fiqih mencela ilmu matematika itu tidak penting. Hal in tidak boleh
dilakukan oleh seorang guru. Karena pada dasarnya semua ilmu adalah milik Allah
dan kita tidak boleh mencelanya.
6.
menyampaikan
materi kepada murid sesuai kemampuan murid, sekiranya bisa di jangkau oleh akal
si murid. Jangan sampai seorang guru menyampaikan materi yang ukuran akal si
murid tidak bisa menangkapnya. Sebagaimana dijelaskan didalam hadits yang
diriwayatkan oleh imam muslim ; “tidaklah seseorang berbicara kepada suatu kaum
dengan suatu pembicaraan yang tidak mampu dijangkau oleh akal mereka melainkan
akan menjadi fitnah bagi sebagian mereka”
7.
murid yang
terbatas kemampuannya disampaikan ilmu yang jelas dan yang cocok kepadanya
tanpa menunjukkan bahawa ada pemahaman yang tidak bisa disampiakan kepadanya.
Karena supaya murid tidak merasa direndahkan, karena setiap orang merasa bahwa
dirinya layak untuk menerima sebuah ilmu walaupun sebenarnya akalnya belum
mampu menerimanya
8.
hendaknya guru
melaksanakan ilmu yang disampaikannya. Yakni memberikan teladan kepada
muridnya. Jangan sampai apa yang disampaikan tidak dilaksanakan oleh guru.
2.INDUK SARANA
TAZKIYATUN NAFS
A. SHALAT
Sarana terbesar
untuk tazkiyatun nafs adalah shalat. Dengan shalat kita membaca dzikir, ruku’ ,
I’tidal dan sujud kepada Allah. Dengan shalat kita menghindarkan diri sikap
sombong, ‘ujub dan juga penyakit hati yang lain. dimana dijelaskan dalam Al
quran al ankabut ayat 29 “ sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar” Didalam shalat kita menjaga kekhusuan. Dan khusu’ ini adalah
manifestasi tertinggi kejernihan jiwa dan sehatnya hati. Hilangnya khusu’
adalah tanda bawa hati kita sedang tidak sehat sehingga sulit menerima nasehat
B. ZAKAT DAN INFAK
Zakat dan infak
adalah sarana kedua terpenting dalam tazkiyatun nafs. Manusia itu tabiatnya
adalah kikir. Allah berfirman “ dan jiwa manusia itu menurut tabiatnya adalah
kikir” ( AN nisa: 128”. Maka untuk membersihkan jiwa dari kikir adalah dengan infak atau sedekah. “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya” (AL LAIL ; 17-18)
C. PUASA
Puasa dalam urgensi tazkiyatun nafs
menduduki derajat ketiga setelah shalat dan zakat. Karena diantara syahwat
besar yang membuat manusia menyimpang adalah syahwat perut dan kemaluan. Dengan
puasa maka jiwa ini bisa mengendalikan 2 syahwat tersebut. Puasa merupakan
pembiasaan jiwa untuk bersabar. Dalam hadist dijelaskan “ puasa adalah separuh
kesabaran” (HR tirmidzi dan ibnu majah)
Allah telah menjadikan puasa sebagai
sarana untuk mencapai derajat taqwa. Dalam surat al baqarah ayat 183 dijelaskan
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (AL baqarah : 183)
D. HAJI
Allah berfirman “…….barangsiapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
berkata-kata kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji….” (Al baqarah : 197)
Haji adalah
pembiasaan jiwa untuk melaksanakan sebuah nilai.seperti istislam, taslim,
mengerahkan jerih payah dan harta dijalan Allah. Melaksanakan syiar-syiar
ubudiyah kepada Allah semua itu merupakan usaha untuk tazkiyatun nafs dan
tentunya supaya haji bisa sebagia sarana menyucikan jiwa maka pelaksanaan haji
harus sesuai aturan-atauran yang ada dalam islam.
E. TILAWAH AL
QURAN
Tilawah al quran dapat menghaluskan
jiwa dari berbagai segi. Ia mengenalkan manusia kepada tuntunan yang harus
dilakukan. Membangkitkan berbagai nilai yang dimaksud pada tazkiyatun nafs,
menerangi hati, mengingatkannya dan menyempurnakan fungsi shalat puasa dan haji
dalam mencapai maqom ubudiyah kepada Allah ‘azza wajala. Tilawah al quran
memerlukan pengausaan ilmu tajwid yang baik dan komitmen untuk wirid harian
dengan tilawah al quran. Al quran dapat berfungsi dengan baik sebagai sarana tazkiyatun
nafs jika disertai adab-adab batin dalam perenungan, khusu’ dan tadabbur.
F. DZIKIR DAN
TAFAKUR
Dzikir adalah sarana mengenal Allah.
Bagaimana kita memfikirkan ciptaan Allah yang luar biasa yang tidak mungkin
manusia bisa membuatnya. Contoh lautan yang begitu luas, tidak mungkin lautan
ini ciptaan manusia karena manusia hanya memliki kemampuan terbatas, dan yang
pasti penciptanya adalah dzat yang maha tidak terbatas yakni Allah SWT.
aktivitas dzikir ini tidak hanya kita lakukan ketika selesai shalat tetapi
dimanapun kita berada kita harus senantiasa berdzikir kepada Allah, sehingga
jiwa kita bisa bersih terhalang dari kemaksiatan dunia.
Allah berfirman
“Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (AL
muzammil 7-8)
Surat al insan
ayat 25-26 “Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang Dan pada
sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada
bagian yang panjang dimalam hari.”
Surat ali imron
ayat 190-191
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka”
Dzikir dan
fikir adalah sarana menuju makrifatullah. Dan sarana tazkiyatun nafs.
G. MENGINGAT
KEMATIAN DAN PENDEK ANGAN-ANGAN
Sesungguhnya diantara hal yang
membuat kita sering berbuat maksiat
adalah lupa akan kematian dan juga panjangnya angan-anagn. Dengan pendek
angan-angan maka kita akan mengingat kematian dengan mengingat kematian maka
kita akan menjadi lebih giat beribadah dan ikhlas dalam beramal. Sesungguhnya
pendek angan dan mengingat mati bisa membawa manusia dari tingkatan kedua ke
tingkatan pertama. Dan juga sebgaia sarana tazkiyatun nafs.
H. MURAQABAH,
MUHASABAH, MUJAHADAH, DAN MU’ATABAH
Sesungguhnya jiwa dan hati ini
memerlukan ikatan janji harian. Bahkan ikatan janji saat demi saat.jika manusia
tidak mengikat jiwanya dengan janji harian atau janji waktu demi waktu pasti
manusia benyak melakukan perbuatan yang menyimpang. Muhasabah dan muroqobah
harus dilakukan supaya kita bisa mengevaluasi amalan yang sudah kita kerjakan.
Barang siapa menghisab dirinya sebelum dihisab maka akan ringan hisabnya di
hari kiamat nanti.
Mujahadah selalu bersungguh-sungguh
dalam bertaubat. Setelah mengevaluasi diri maka kita melaksanakan taubat secara
sungguh-sungguh. Umar bin khatab menghukum dirinya ketika tertinggal shalat
ashar berjamaah dengan menyedekahkan tanahnya senilai 200.000 dirham. Ibnu umar
menghukum dirinya ketika tertinggal shalat berjamaah dengan menghidupkan malam
hari tersebut.
Muatabah atau
mencela diri. Yakni apabila kita melakukan maksiat maka kita renungi kesalahan
kita dan segera bertaubat dan ada penyesalan yang sangat mendalam karena
kemaksiatan yang kita lakukan. Kita juga harus sering menasehati diri sendiri
supaya diri ini tetap terjaga dari kemaksiatan.
I. AMAR MA”RUF
NAHI MUNKAR
Allah berfirman dalam surat ali
imron ayat 104 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung” .
Sesungguhnya
dakwah kepada kebaikan dan yang ma’ruf dapat mempertegas hal tersebut dalam
jiwa dan itulah penyuciannya. Sedangkan mencegah kemungkaran dapat memperburuk
gambaran kemungkaran dalam jiwa dan itulah penyuciannya. Demikian pula dengan
jihad dapat membebaskan jiwa dari cinta dunia. Hal ini merupakan puncak
tertinggi yang dicapai oleh jiwa yang tersucikan.
J. PELAYANAN
DAN TAWADHU’
Pelayanan dan tawadhu adalah sarana
tazkiyatun nafs dan bukti bahwa jiwa telah tersucikan.oleh karenanya Allah
sangat menganjurkan keduanya “ barang siapa membantu kebutuhan saudaranya maka
Allah akan membantu kebutuhannya”
Allah berfirman
“ merendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman” (AL HIJR ;88)
pelayanan dan tawadhu’ ini akan
menghindarkan kita dari sifat sombong dan ujub.
K.
MENGETAHUI PINTU-PINTU MASUK SETAN KE DALAM JIWA DAN MENUTUP JALAN-JALANNYA
Sesungguhnya setan punya andil dalam
mempengaruhi jiwa kecuali oaring-oarang tertentu yang dijaga oleh Allah. Setan
masuk ke dalam jiwa melalui celah-celah instink dan syahwat indrawi dan maknawi
manusia. Ia juga mengetahui titik lemah manusia. Oleh karenanya hal ini juga
sebagai sarana untuk tazkiyatun nafs
L. BERBAGAI
PENYAKIT HATI DAN KESEHATANNYA SERTA CARA MELEPASKAN DIRI DARI PENYAKIT HATI
DAN MEWUJUDKAN KESEHATAN
Penyakit hati inilah yang sering
membuat hati kita kotor. Sehingga hal ini juga sarana untuk tazkiyatun nafs
yakni membersihkan dari berbagai macam penyakit hati seperti iri, dengki, riya,
sombong, ujub dll
3. HAKEKAT
KESUCIAN JIWA
A. PENYUCIAN JIWA
Yakni penyucian dari
1. sifat kufur,
nifak, kefasikan dan bidah
2. kemusyrikan
dan riya
3. cinta
kedudukan dan kepemimpinan
4. kedengkian
5. ujub
6.kesombongan
7. kebakhilan
8.keterperdayaan
9. amarah yang
zhalim
10. cinta dunia
11. mengikuti
hawa nafsu
B. TAHAQQUQ
Tahaquq ini
terdiri atas
1. tauhid dan
ubudiyah
2. ikhlas
3. siddiq
kepada Allah
4. zuhud
5. tawakallah
6.
mahabbatullah (hanya Allah semata yang berhak mendapat cinta)
7.takut dan
harap
8. taqwa dan
wara’
9. syukur
10. taslim,
sabar dan ridho
11. muroqobah
dan musahadah
12. taubat
terus menerus
C. Takhalluq
Takhaluq Adalah berakhlah dengan nama-nama Allah yang
indah (Asmaul husna) dan meneladani rosulullah SAW.
4. BUAH
TAZKIYAH
A. MENGENDALIKAN LIDAH
Diantara kewajiban kita dalam urusan lidah menggunakan lidah kita
untuk berdakwah, amar ma’ruf nahi mungkar, mendamaikan persengketaan dan
menyerukan kebaikan dan taqwa.
Allah berfirman
“Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217];
merekalah orang-orang yang beruntung” (Ali Imron :104)
“Tidak ada
kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar” (An Nisa:114)
“Hai
orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah
kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada Rasul.
Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan (Mujadillah:9)
Menurut ibnu
azraq masih banyak kewajiban lidah yang lain diantranya ; berkata jujur,
mengecam kemungkaran, tegas kepada hukum Allah
amar makruf nahi munkar, sopan dll kemudian lidah juga dilarang berkata:
bohong, sombong, menghina orang lain, ghibah, dll
B. ADAB
BERBAGAI HUBUNGAN
Adab berbagai
hubungan ini meliputi:
1. hak-hak
sesama muslim
Diantaranya adalah menjawab
salam dan mengucapkan salam apabila bertemu, memenuhi undangannya apabila dia
mengundang, mendoakan ketika dia bersin, membesuknya apabila dia sakit, merawat
jenazahnya apabila dia meninggal, melaksanakan sumpahnya apabila dia bersumpah
kepada anda, memberi nasehat apabila dia meminta nasehat,menjaga kehormatannya
apabila dia tidak dihadapan anda,mencitai untuk dirinya apa yang anda cintai
untuk diri anda dan membenci untuk dirinya apa yang anda benci untuk diri anda.
2. hak kedua
orang tua dan anak
Hak orang tua ketika
masih hidup adalah dihormati dan dimulyakan oleh anak sebagaimana sabda nabi “
berbuat baiklah kepada ibumu, bapakmu, saudara perempuanmu dan saudara lakimu
kemudian orang yang paling dekat denganmu dan seterusnya”
Kemudian hak setelah
meninggal adalah mendoakan keduanya, memintakan ampunan untuk keduannya,
menunaikan janji untuk keduanya, menghormati teman keduanya, menyambung kerabat
yang tidak dapat disambung kecuali dengan keduanya. Nabi bersabda “ diantra
kebajikan yang paling baik adalah seseorang menyambung kerabat bapaknya setelah
kematiannya”
3. hak kerabat
dan keluarga
Nabi bersabda : “
shodaqoh paling utama adalah kepada kerabat yang memutuskan kekerabatan.
4. Hak tetangga
Hak tetangga muslim
punya hak tambahan yaitu hak sesama muslim. Nabi bersabda “ seorang hamba tidak
beriman sehingga tetangganya merasa aman dari berbagai gangguan”.
Hak tetangga secara
umum adalah memulai memberi salam, tidak panjang lebar berbicara
dengannya,tidak banyak bertanya keadaannya agar tidak menyulitkan, menjenguknya
ketika sakit, takziah ketika tertimpa musibah, mengahdiri undangannya,
mengucapkan selamat atas kegembiraannya,memaafkan kekeliruannya, tidak melihat
auratnya, mutupi auranya yang terbuak tidak membuang sampah didepan halaman
rumahnya, tidak mempersempit jalan menuju rumahnya, tidak lalai mengwasi
rumahnya saat dia keluar rumah dll
5. adab
hubungan kehidupan suami istri
Suami berkewajiban
menjaga keseimbangan dan adab dalam 12 perkara : dalam walimah, pergaulan,
kemesraan, kebijakan, kecemburuan , nafkah, pengajaran, pembagian, penagjaran
dalam nusyuz, hubungan seksual, kelahiran dan perpisahan dengan talak.
6. adab
hubungan persaudaraan
Akad ukhuwah atau
persaudaraan adalah ikatan antara dua orang yang seperti akad nikah suami
istri. Sebagaimana pernikahan ada beberapa hak yang perlu dipenuhi dalam sebuah
hubungan persaudaraan. Karena itu saudara anda punya hak yang harus anda
tunaikan yaitu berhubungan dengan harta, jiwa, lidah, dan hati dengan
memaafkan, mendoakan, bersikap ikhlas, meringankan, etia dan tidak membebani
7. adab
pergaulan dan interaksi dengan berbagai macam manusia
::: ditulis oleh Naim Kurniawan :::
Komentar
Posting Komentar